RSS
Write some words about you and your blog here

Selasa, 03 Februari 2009

Dasar Logika - Silogisme

Ketentuan :
1. Hanya ada 3 macam term, dan tidak boleh lebih (yaitu S, M dan P)
2. Minimal ada 2 premis (P1 : mayor dan P2 : minor)
2. M tidak boleh ikut di dalam kalimat konklusi / kesimpulan
3. Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif
4. P selalu berada di dalam P1 (mayor) dan S selalu berada di P2 (minor)
5. Susunan konklusi / kesimpulan harus selalu S = P (dibaca S adalah P), tidak boleh P = S (dibaca P adalah S)
6. Ke-3 term tersebut harus berupa kata / kalimat benda

RUMUS PRAMSKY

S = M = P

(Dibaca) S adalah M adalah P
Artinya ketiga term tersebut selalu dalam satu makna / arti,
atau jika ditukar tempat maka ke-3 term tersebut tetap memiliki makna yang sama.

Jadi jika harus membuat apapun SILOGISME –nya, selalu dahulukan membuat RUMUS PRAMSKY (S=M=P) atau (S adalah M adalah P), setelah ketemu baru bisa bikin P1, P2 dan K. Gampang kan …

Ex:
Orang yang bernama Pramsky (S) adalah penulis Blog ini (M) adalah cowo yang ganteng banget (P)

Coba kita tukar tempat, pasti maknanya masih nyambung / sama :
1. Cowo yang ganteng banget (P) adalah orang yang bernama Pramsky (S)
2. Cowo yang ganteng banget (P) adalah penulis Blog ini (M)
3. Penulis Blog ini (M) adalah orang yang bernama Pramsky (S)
Iya kan masih nyambung kan, :P

Jadi tinggal disusun aja P1, P2 & K –nya

P1 (hrs ada P) :
Penulis Blog ini (M) adalah cowo yang ganteng banget (P)

P2 (hrs ada S) :
Orang yang bernama Pramsky (S) adalah penulis Blog ini (M)

K (hrs selalu S=P) :
Orang yang bernama Pramsky (S) adalah cowo yang ganteng banget (P)


A. SUSUNAN SILOGISME

SUSUNAN 1
M – P
S – M
S – P

SUSUNAN 2
P – M
S – M
S – P

SUSUNAN 3
M – P
M – S
S – P

SUSUNAN 4
P – M
M – S
S – P

B. MODUS SILOGISME



C. JENIS SILOGISME
Note : (=) dibaca / diartika sebagai “adalah”

1. ENTIMEMA
P1 : M = P
P2 : S = M
K : S = P

2. POLISILOGISME
P1 : M1 = P1
P2 : S1 = M1
K1/P3 : S1/M2 = P1
P4 : S2 = S1/M2
K2 : S2 = P1

3. EPIKIREMA
P1 : M = P, karena …
P2 : S = M, karena …
K : S = P

4. HOPOTETIS
P1 : M = P, jika …
P2 : S = M
K : S = P

5. DISJUNGTIF
P1 : M = P, atau …
P2 : S = M
K : S = P

6. KUNJUNGTIF
P1 : M = P, dan …
P2 : S = M
K : S = P

Dasar Logika - Penalaran Langsung

1. KONVERSI
S = P menjadi P = S

Ketentuan (berlaku hanya untuk konversi) :
A menjadi I (positif)
Std : Semua orang cakep itu artis dari Depok
Knv : Beberapa artis dari Depok adalah orang cakep

E menjadi E (negatif)
Std : Semua bajuku itu bukan barang buatan dalam negeri
Knv : Semua barang buatan dalam negeri adalah bukan bajuku

I menjadi I (positif)
Std : Seorang temanku itu bintang idola kawula muda
Knv : Seorang bintang idola kawula muda adalah temanku

O menjadi Tidak Ada (negatif)

2. OBVERSI
(+) S = P
menjadi : S = bukan non P
Ex :
Std : Semua idolaku adalah artis terkenal
Obv : Semua idolaku adalah bukan non artis terkenal

(-) S = bukan P
menjadi : S = non P
Ex :
Std : Seorang begundal adalah bukan orang yang kukenal
Obv : Seorang begundal adalah non orang yang kukenal

3. KONTRAPOSISI
(+) S = P
menjadi : non P = non S
Ex :
Std : Seluruh pejabat teras itu adalah sahabatku
Knt : Seluruh non sahabatku adalah non pejabat teras

(-) S = bukan P
menjadi : non P = bukan non S
Ex :
Std : Banyak konglomerat adalah bukan orang yang pelit padaku
Knt : Banyak non konglomerat adalah bukan non orang yang pelit padaku

4. OPOSISI (PERLAWANAN)
Ketentuan :
Jika BENAR
Jika A (benar) : maka A (benar), E (salah), I (benar), O (salah)
Jika E (benar) : maka A (salah), E (benar), I (salah), O (benar)
Jika I (benar) : maka A (benar/salah), E (salah), I (benar), O (benar/salah)
Jika O (benar) : maka A (salah), E (benar/salah), I (benar/salah), O (benar)

Jika SALAH
Jika A (salah) : maka A (salah), E (benar/salah), I (benar/salah), O (benar)
Jika E (salah) : maka A (benar/salah), E (salah), I (benar), O (benar/salah)
Jika I (salah) : maka A (salah), E (benar), I (salah), O (benar)
Jika O (salah) : maka A (benar), E (salah), I (benar), O (salah)

CLUE!
1. Kalimatnya tidak perlu dirubah jadi proposisi standar
2. Penggolongan kalimat (masuk ke A/E/I/O) dapat dilihat dengan cara :
- Lihat perkiraan jumlah dari S (subjek), ini utk universal/partikular
- Lihat bentuk dari predikat-nya yang negatif atau positif
3. Hasil jawaban langsung ditulis sesuai dengan ketentuan diatas
4. Getow…

Ex :
Kalimat soal :
Jika benar ada teman-teman Pramsky sedang buka Blog-nya Pramsky
(kalimat ini termasuk kategori) I (benar),
mengapa bisa begitu?

- S (subjek) : “ada teman-teman Pramsky” = menjelaskan hanya beberapa teman saja / tidak semua teman Pramsky = jadi Subjeknya Partikular = I atau O

- P (predikat) : “sedang buka” = tidak ada kata tidak / bukan, jadi termasuk kalimat positif

- Sedangkan (benar) adalah dari kata ke-2 dari kalimat soal “Jika benar …”

Kalimat turunan soal Oposisi :

a. Semua orang yang buka Blog-nya Pramsky adalah teman-teman Pramsky
Jawaban :
(S = universal, P = positif) jadi kalimat diatas termasuk kategori A,
pada ketentuan I (benar) maka A (benar/salah) --> lihat di ketentuan

b. Sedikit orang yang tahu Pramsky punya Blog
Jawaban :
(S = partikular, P = positif) jadi kalimat diatas termasuk kategori I,
pada ketentuan I (benar) maka I (benar) --> lihat di ketentuan

Dasar Logika - Kelas Kosong

A (Universal Positif)
Proposisi standarnya : Semua S adalah P
Kalimatnya diubah jadi : S yang bukan P adalah kelas kosong
Rumusnya : SP_ = 0
(Sori harusnya garis bawah (underscore) berada diatas huruf P, bukan dibawah begitu ya, catet!)
Diagramnya :


E (Universal Negatif)
Proposisi standarnya : Semua S adalah bukan P
Kalimatnya diubah jadi : S yang P adalah kelas kosong
Rumusnya : SP = 0
Diagramnya :


I (Partikular Positif)
Proposisi standarnya : Beberapa S adalah P
Kalimatnya diubah jadi : S yang P adalah bukan kelas kosong
Rumusnya : SP ≠ 0
Diagramnya :


O (Partikular Negatif)
Proposisi standarnya : Beberapa S adalah bukan P
Kalimatnya diubah jadi : S yang bukan P adalah bukan kelas kosong
Rumusnya : SP_ ≠ 0
(Sori harusnya garis bawah (underscore) berada diatas huruf P, bukan dibawah begitu ya, catet!)
Diagramnya :